BAPPEDA REMBANG – Sentra Ekonomi Garam Rakyat (Segar) yang merupakan kawasan penghasil dan produksi garam akan diterapkan di Kabupaten Rembang. Demikian dikatakan Kepala Bidang KP3K Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah, Lilik Harnadi dalam kegiatan Pemberdayaan Usaha Petambak Garam tahun 2022 oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah di Aula Dinlutkan Rembang, Selasa (25/10/2022).
Menurutnya kawasan ini menerapkan sistem integrasi dari awal produksi hingga paska produksi. Pihaknya belum menyebutkan kapan program ini akan diterapkan untuk Kabupaten Rembang, akan tetapi pemkab diminta bersiap untuk penempatanya. “Jadi kawasan ini bisa diterapkan di Rembang. Tinggal dimana saja yang akan dibangun”, katanya.
Kepala Dinlutkan Kabupaten Rembang, Moch Sofyan Cholid mengatakan usaha garam saat ini masih mengandalkan iklim atau kondisi alam. Menurutnya Rembang memiliki pesisir yang cukup panjang, sehingga potensi produksi garam baik.
Pihaknya mengharapkan ada upaya peningkatan kuantitas dan kualitas garam Rembang. Selain itu diharapkan kelembagaan petambak garam juga menjadi semakin baik.
Saat ini, pihaknya juga melakukan pengembangan untuk meningkatkan teknologi tambak garam rakyat guna meningkatkan produktivitas, kualitas, kontinuitas dan penguatan kelembagaan koperasi garam.
Kepala Bappeda Rembang, Ir. Dwi Wahyuni Hariyati, MM menjelaskan Rembang merupakan penghasil garam yang baik. Pasalnya pada tahun 2021 produksi garam paling tinggi se-Jawa Tengah yaitu hampir 99 ribu ton.
Pihaknya mengajak petambak garam untuk selalu bersemangat karena peluang garam cukup baik. “Kebutuhan garam nasional sangat tinggi baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri,” katanya.
Disisi lain, Petambak garam asal desa Mojowarno Kaliori, Sumadi mengharapkan perhatian lebih soal garam. Pihaknya menyambut baik adanya kelompok Kawasan pesisir petambak garam. Harapanya tidak hanya pemilik tambak tetapi petambaknya juga diikutkan dalam pengelolaan kawasan tersebut. (MK/DW)