BAPPEDA REMBANG – Bappeda Rembang melibatkan beberapa mahasiswa asal Universitas Diponegoro dan UIN Walisongo Semarang untuk memetakan kondisi Desa Sendangagung Kecamatan Pamotan. Hal ini untuk mengetahui kondisi wilayah desa dampingan Bappeda guna penentuan langkah strategis penurunan kemiskinan ekstrem.
Kepala Bappeda Rembang, Ir. Dwi Wahyuni Hariyati, MM. mengatakan selain mahasiswa, pihaknya juga melibatkan pegawai Bappeda Rembang untuk ikut bersama melakukan pemetaan. “Kami harapkan dengan mengetahui kondisi wilayah, kita bisa tahu apa saja yang dibutuhkan desa,” jelasnya.
Ditambahkan, terdapat sembilan data yang harus dipetakan diantaranya soal sanitasi, sumber air, disabilitas hingga penyakit kronis. Pihaknya merencanakan beberapa langkah yang harus dilakukan sesuai analisa yang dilakukan mulai perencanaan, pelaksanaan hingga pendampingan dan evaluasi.
”Di Bappeda ada mahasiswa magang. Kita ajak akan turun lapangan, kita cek betul data yang ada di Pemkab dengan data dilapangan. Kita cari potensi desa dan apa yang sangat dibutuhkan,” harapnya.
Sebelumnya, Pemkab Rembang sudah membagi desa dampingan dengan program satu Perangkat Daerah (PD) satu Desa. Program ini mengharuskan setiap dinas memberikan pendampingan dalam rangka penuntasan kemiskinan ekstrem di Rembang. Berdasarkan data Pemprov Jawa Tengah, terdapat 25 desa di Rembang yang masuk dalam kemiskinan ekstrem. Direncanakan, program ini akan mengentaskan kemiskinan di desa tersebut pada tahun 2024. (MK/DW)