Awali Tahun, Pemkab Percepat Penghapusan Kemiskinan Ekstrem

REMBANG – Mengawali tahun baru 2023, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang akan mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem. Hal ini tertuang dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pemadanan Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) Tahun 2023 di Aula Bappeda, Rabu (4/1/2023).

Hadir dalam kegiatan ini Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinpermades), Slamet Haryanto; Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DinsosPPKB), Prapto Raharjo; Camat, Pendamping Desa dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan serta Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).

Kepala Bappeda Rembang, Dwi Wahyuni Hariyati menegaskan sesuai amanat Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 penanganan kemiskinan ekstrem harus ditangani cepat. Pihaknya menyoroti aspek data yang harus diperhatikan serius.

Kepala Bappeda juga mengapresiasi perangkat daerah (dinas-red) pendamping 25 desa yang menjadi desa lokus kemiskinan ekstrem. “Alhamdulillah angka kemiskinan kita turun 1,15%, semula 15,8 menjadi 14,65. Kita juga sudah ada kesepakatan bersama untuk kroyokan menangani kemiskinan ekstrem,” katanya.

Pihaknya berharap semua pemangku kepentingan untuk ikut sengkuyung bareng menangani isu ini. “Tahun ini merupakan pelebaran wilayah penanganan kemiskinan ekstrem yang semula hanya 25 desa 5 kecamatan yang didampingi”, katanya.

Pemkab juga sudah mempunyai big data (pusat data-red) yang sudah valid dari pusat hingga daerah. Sehingga penanganan akan diperkirakan cepat dan efisien.

Sementara Kepala Dinpermades, Slamet Haryanto berharap data yang ada di desa divalidasi dengan waktu yang berjenjang, sehingga target tepat sasaran “Kita harus punya timeline/target waktu yang jelas. Sehingga pengawalan verifikasi data bisa baik,” harapnya.

Selaras, Plt Kepala DinsosPPKB, Prapto Raharjo mengajak pemangku kepentingan di tingkat desa selalu bersinergi dalam penanganan PKE. “Petugas di desa punya tugas penting untuk pencocokan data, misal ada yang meninggal ada yang pindah, agar bisa ditracing datanya,” harapnya. (MK/SP)